BAB
1
|
Mata Pelajaran : Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
Kelas / Semester : XI / III
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Budaya Politik di Indonesia
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan pengertian budaya politik
1.2
Menganalisis
tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
indonesia
1.3
Mendeskripsikan
pentingnya sosialisasi perkembangan budaya politik
1.4
Menampilkan peran
serta budaya politik partisipan
Indikator :
- Mendeskripsikan pengertian budaya politik
- Mengidentifikasikan ciri-ciri budaya politik
- Mendeskripsikan macam-macam budaya politik
- Mengidentifikasikan perkembangan budaya politik
- Menjelaskan faktor penyebab berkembangnya budaya politik di daerahnya
- Menyimpulkan budaya politik yang berkembang di masyarakat
- Mendeskripsikan tipe-tipe budaya politik
- Mendeskripsikan tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
- Menyimpulkan dampak perkembangan tipe budaya politik sesuai dengan perkembangan
sistem politik yang berlaku
- Mendeskripsikan makna sosialisasi kesadaran politik
- Mengidentifikasikan fungsi partai politik
- Menguraikan mekanisme sosialisasi pengembangan budaya politik
- Memberikan contoh budaya politik parokial, kaula dan partisipan
- Menunjukkan budaya politik yang sesuai dan bertentangan dengan semangat pembangunan politik bangsa
- Memberikan contoh budaya politik partisipan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
- Mendemonstrasikan budaya politik partisipan di depan kelas
URAIAN MATERI
|
Pembahasan budaya politik di
Indonesia sangat menarik untuk dikaji karena selalu berhubungan dengan tingkah
laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik. Semenjak lahirnya
reformasi yang dimulai dengan gerakan
mahasiswa tahun 1998 yang berhasil menumbangkan pemerintah Orde Baru sehingga
terjadi perubahan besar terhadap budaya politik di Indonesia.
Dengan pembahasan budaya politik ini
diharapkan agar kita dapat mengenal atribut atau ciri yang terpokok untuk menguji proses yang berlanjut maupun
yang berubah. Seirama dengan proses perkembangan perubahan dan bahkan mutasi
sosial. Pada topik ini kami ingin mencoba memberi gambaran mengenai budaya
politik Indonesia bagaimana proses pembentukannya dan bagaimana perwujudannya.
I. BUDAYA
POLITIK
A. Pengertian Budaya Politik
1. Makna
Budaya
Banyak pakar yang memberikan batasan atau pengertian
terhadap konsep budaya, diantaranya sebagai berikut :
a. Soerjono Soekanto, menyatakan bahwa budaya terdiri dari
segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, yang
mencakup segala cara atau pola-pola berfikir, merasakan, dan bertindak.
b. Koentjaraningrat, mendefinisikan kebudayaan sebagai
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar,
beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu.
c. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengusulkan definisi kebudayaan
sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Berdasarkan pemaparan tentang
pengertian budaya di atas, dapat dirumuskan kesimpulan bahwa budaya adalah segala sesuatu yang dipelajari, dialami, dan diwariskan
bersama secara sosial yang melahirkan makna dan pandangan hidup yang akan
mempengaruhi sikap dan tingkah laku para anggota suatu masyarakat.
2. Pengertian Politik
Konsep politik mempunyai banyak arti tergantung dari sudut pandang yang
dipakai oleh si pemberi definisi/batasan. Berikut ini pengertian konsep politik
yang dikemukakan oleh para pakar ilmu politik :
a. Roger F. Soltau, menyatakan
politik merupakan ilmu yang mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan
lembaga-lembaga negara yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu, dan hubungan
antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara lain.
b. Harold D. Laswell, menyatakan
politik adalah ilmu yang mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan.
c. Joyce Mitchell, berpendapat
bahwa politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan
kebijaksanaan untuk masyarakat.
d. Miriam Budiardjo, berpendapat
bahwa politik selalu menyangkut tujuan masyarakat dan bukan tujuan pribadi
seseorang. Selain itu juga menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk
partai politik dan berbagai kegiatan perseorangan.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum politik dapat diartikan sebagai berbagai
macam kegiatan dalam suatu sistem politik/negara yang menyangkut kemaslahatan
hidup seluruh warga negara. Politik pada dasarnya menyangkut tujuan-tujuan
masyarakat, bukan tujuan pribadi. Untuk itu, politik sebagian besar menyangkut
kegiatan partai politik dan organisasi kemasyarakatan, walaupun tidak menutup
kemungkinan bagi kegiatan-kegiatan yang bersifat perseorangan.
3. Pengertian Budaya Politik
Pada umumnya budaya politik
diartikan sebagai orientasi dasar suatu masyarakat terhadap suatu sistem
politik. Untuk lebih mengkhususkan pengertian budaya politik, banyak pakar
politik yang memberikan pendapatnya mengenai makna budaya politik, diantaranya
adalah :
a. Gabriel
A. Almond dan Sidney Verba, mengemukakan bahwa budaya politik
merupakan sikap individu terhadap sistem politik dan komponen-komponennya, juga
sikap individu terhadap peranan yang dapat dimainkan dalam sebuah sistem
politik.
b. Denis Kavanagh, berpendapat
bahwa budaya politik dapat diartikan sebagai pernyataan untuk menyatakan
lingkungan perasaan dan sikap di mana sistem politik itu berlangsung.
c. Rusadi Kantaprawira, merumuskan
pengertian budaya politik sebagai pola tingkah laku individu dan orientasinya
terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota sistem politik.
d. Alan R. Ball, budaya
politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan
nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu
politik.
e. Austin Ranney, budaya
politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan
yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap
objek-objek politik.
f. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr., budaya
politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi
seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada
bagian-bagian tertentu dari populasi.
Dari
uraian di atas, dapat diidentifikasi unsur-unsur yang membangun pengertian
budaya politik, yaitu :
1) Orientasi masyarakat terhadap
sistem politik dan pemerintah, yang mencakup :
a. Orientasi yang bersifat kognitif. Orientasi ini menyangkut
pemahaman dan keyakinanan individu terhadap sistem politik dan atributnya,
sepeerti tentang ibukota negara, lembaga negara, kepala negara, batas-batas
negara, mata uang yang dipakai, dan sebagainya.
b. Orientasi yang bersifat afektif. Orientasi ini menyangkut ikatan
emosional yang dimiliki oleh individu terhadap sistem politiknya.
c. Orientasi yang bersifat evaluatif. Orientasi ini menyangkut
kapasitas individu dalam rangka memberikan penilaian terhadap sistem politik
yang sedang berjalan dan bagaimana peranan individu di dalamnya.
2) Menekankan pada dimensi psikologis
dan bersifat subjektif.
3) Akan membentuk sikap dan perilaku
politik yang khas sesuai dengan budaya politik yang melekat.
Dua manfaat jika dapat memahami pengertian budaya
politik :
Ø Adanya sikap warga negara terhadap sistem politik
yang mempengaruhi tuntutan-tuntutan;
Ø Tanggapan, dukungan serta orientasinya terhadap
sistem politik yang ada;
Ø Dapat mengerti dan memahami hubungan antara budaya
politik dengan sistem politik atau faktor-faktor apa yang menyebabkan
terjadinya pergeseran politik.
B. Tipologi Budaya Politik
1. Tipe-tipe Budaya Politik
Budaya
politik yang berkembang di dalam masyarakat tentu saja sangat beragam. Hal ini
dikarenakan orientasi dan peranan yang dimiliki oleh setiap masyarakat pun
beragam. Didalam kehidupan sehari-hari, mungkin kalian akan menemukan beberapa
perilaku dalam kegiatan politik yang menggambarkan orientasi dan peranan suatu
kelompok masyarakat sebagai berikut :
a. Dalam Pemilihan Umum, tidak
menutup kemungkinan kalian akan menemukan orang yang mengaku memilih partai
tertentu karena diberi uang oleh pengurus partai yang bersangkutan. Atau
memilih partai yang sama dengan alasan supaya dinaikkan pangkatnya.
b. Ada orang yang selalu mengkritisi
kebijakan pemerintah dan selalu memberikan masukan kepada pemerintah.
c. Ada juga orang yang hanya peduli
pada kepentingan daerah asalnya, dia sama sekali tidak memperhatikan
kepentingan bangsa dan negara.
d. Ada pula orang yang masa bodoh
atau tidak peduli dengan berbagai kegiatan politik yang berlangsung di
negaranya.
Keempat
contoh diatas merupakan cerminan dari budaya politik suatu masyarakat. Budaya
politik masyarakat merupakan gambaran orientasi dan peranan masyarakat dalam
setiap aspek kehidupan politik. Berkaitan dengan hal tersebut, Almond dan Powell membagi budaya
politik ke dalam tiga tipe, yaitu budaya
politik parokial, subjek (kaula), dan partisipan.
a. Budaya Politik Parokial (Parochial
political culture)
Budaya politik parokial adalah
budaya politik yang tingkat partisipasi masyarakat masih sangat rendah, hal ini
disebabkan oleh faktor kognitif (tingkat pendidikan). Golongan ini adalah
orang-orang yang sama sekali tidak menyadari atau mengabaikan adanya
pemerintahan dan politik.
b. Budaya Politik Subjek (Subject
political culture)
Budaya politik subjek adalah
budaya politik yang masyarakatnya
memiliki pemahaman yang sama sebagai warga negara dan memiliki perhatian
terhadap sistem politik, tetapi keterlibatan mereka terwujud dalam cara yang
lebih pasif.
Mereka tetap mengikuti
berita-berita politik, tetapi tidak bangga terhadap sistem politik negaranya
dan perasaan komitmen emosionalnya kecil terhadap negara.
Demokrasi sulit berkembang dalam
masyarakat dengan budaya politik subjek, karena masing-masing warga negaranya
tidak aktif.
c. Budaya Politik Partisipan
(Participant political culture)
Budaya politik partisipan
merupakan tipe budaya politik yang ideal. Dalam budaya politik partisipan,
individu atau masyarakat telah memiliki perhatian, kesadaran, minat serta peran
politik yang sangat luas. Ia mampu memainkan peran politik baik dalam proses
input (yang berupa pemberian tuntutan dan dukungan terhadap sistem politik)
maupun dalam proses output (pelaksana, penilai, dan pengkritik setiap
kebijakasanaan dan keputusan politik pemerintah).
Namun
dalam kenyataan tidak ada satu pun negara yang memiliki budaya politik murni
parokial, subjek, atau partisipan. Ada variasi di antara ketiga tipe tersebut. Almond dan Verba menegaskan bahwa
ketiga tipe itu tervariasi ke dalam tiga bentuk budaya politik, yaitu :
Ø Budaya
politik subjek-parokial (the parochial-subject culture), dalam
budaya politik ini, sebagian besar penduduk menolak tuntutan-tuntutan
masyarakat kesukuan atau feodal, dan telah mengembangkan kesetiaan terhadap
sistem politik yang lebih kompleks dengan struktur-struktur pemerintahan pusat
yang bersifat khusus.
Ø Budaya
politik subjek-partisipan (the subject-participant culture), dalam
budaya politik ini, sebagian besar penduduk telah memperoleh
orientasi-orientasi input yang bersifat khusus dan serangkaian orientasi
pribadi sebagai seorang aktifis. Sementara sebagian penduduk lainnya terus
berorientasi ke arah struktur pemerintah yang otoriter dan secara relatif
memiliki serangkaian orientasi pribadi yang pasif.
Ø Budaya
politik parokial-partisipan (the parochial-participant culture), Budaya
politik ini berlaku di negara-negara berkembang yang pada umumnya masyarakat
lebih berbudaya politik parokial, akan tetapi norma-norma dalam struktur
pemerintahan yang diperkenalkan kepada masyarakat biasanya bersifat partisipan.
2. Perkembangan Tipe Budaya Politik
Masyarakat Indonesia
Menurut
Rusadi
Kantaprawira, budaya politik Indonesia sampai saat ini belum mengalami
perubahan. Hal ini dapat dimengerti, karena menurut hukum-hukum perkembangan
masyarakat, perubahan yang menyangkut kebudayaan cenderung berjalan lambat.
Sedangkan di sisi lain, sistem politik Indonesia sudah beberapa kali berubah,
yaitu sistem politik demokrasi liberal ke sistem politik demokrasi terpimpin
dan terakhir beralih ke sistem politik demokrasi pancasila. Budaya politik yang
berlaku dalam ketiga sistem politik ini cenderung tetap. Berikut ini kesimpulan
sementara tentang budaya politik Indonesia :
v Budaya politik Indonesia di satu pihak
masih bersifat parokial-kaula, dan budaya politik partisipan di lain pihak. Di satu sisi
rakyat Indonesia masih ketinggalan dalam menggunakan hak dan menjalankan
tanggung jawab politiknya, hal ini mungkin disebabkan oleh ketertutupan dari
kebudayaan luar, pengaruh penjajahan, feodalisme, bapakisme, dan
primordialisme. Sedangkan di sisi lain, para elit politik menunjukkan
partisipasi aktifnya dalam setiap kegiatan politik.
Dengan
demikian jelas terlihat bahwa budaya politik Indonesia merupakan budaya politik
campuran yang diwarnai oleh besarnya pengaruh budaya politik parokial-kaula.
v Sifat ikatan primordial masih
berakar kuat dalam masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat melalui indikatornya berupa sikap
mengutamakan kepentingan daerah, suku , dan agamnya. Misalnya, pada proses
pemilihan kepala daerah, masyarakat cenderung memilih calon kepala daerah yang
berasal dari daerahnya (putra asli daerah) daripada calon yang berasal dari
luar daerahnya, tanpa melihat kemampuan yang dimilikinya.
v Kecenderungan budaya politik Indonesia yang masih memegang kuat
paternalisme. Salah satu indikatornya adalah munculnya
sifat bapakisme atau sikap asal bapak
dalam setiap hal. Budaya tersebut saat ini sudah mulai berkurang untuk
birokrasi di tingkat pusat, akan tetapi di tingkatan yang lebih bawah budaya
tersebut masih berkembang. Misalnya, sebagian masyarakat cenderung memilih
partai politik yang sesuai dengan pilihan atasannya denga pertimbangan supaya
mendapatkan perhatian lebih.
II. SOSIALISASI
BUDAYA POLITIK
Suatu kebudayaan akan
terus berkembang dan tidak akan musnah jika di dalam masyarakat terjadi proses
penanaman nilai-nilai kebudayaan kepada setiap anggota masyarakat mulai dari
anak-anak sampai kepada orang tua. Penanaman nilai tersebut dilakukan sebagai upaya
untuk menyadarkan setiap anggota masyarakat bahwa kebudayaan itu penting bagi
kehidupan manusia. Sebagai salah satu subsistem dari kebudayaan, budaya politik
dalam mempertahankan jati dirinya juga memerlukan suatu proses yang menekankan
pada penanaman nilai-nilai politik kepada setiap anggota masyarakat yang proses
tersebut sering dinamakan sosialisasi
budaya politik.
A. Makna Sosialisasi Kesadaran Politik
Budaya
politik yang berkembang di masyarakat akan selalu berkaitan dengan kesadaaran
politik. Pada hakikatnya budaya politik merupakan cerminan dari kesadaran
politik suatu masyarakat terhadap sistem politik yang sedang berlaku. Kesadaran
politik atau dalam istilah asing disebut political
awwaranes.
Menurut
M. Taufan, kesadaran politik
merupakan proses batin yang menampakkan keinsyafan dari setiap warga negara
akan pentingnya urusan kenegaraan dalam kehidupan bernegara.
Kesadaran
politik masyarakat tidak hanya diukur dari tingkat partisipasi mereka dalam
kegiatan pemilhan umum. Akan tetapi diukur juga dari peran serta mereka dalam
mengawasi atau mengoreksikebijakan dan perilaku pemerintah selama memegang
kekuasaan pemerintahan. Bagaimana cara untuk menciptakan kesadaran politik?
Kesadaran politik dapat tercipta salah satunya melalaui sosialisasi politik (political socialization).
Secara umum sosialisasi politik dapat
diartikan sebagai proses penanaman nilai-nilai politik yang dilakukan oleh
suatu generasi kepada generasi lain melalui berbagai media perantara seperti
keluarga, sekolah, partai politik, media massa, dan sebagainya supaya tercipta
masyarakat yang memiliki kesadaran politik.
Banyak
pakar yang mendefinisikan sosialisasi politik, di antaranya :
a. Michael Rush dan Phillip Althoff
Sosialisasi
politik adalah proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang
dan bagaimana orang tersebut menentukn tanggapan serta reaksi-reaksinya
terhadap gejala-gejala politik.
b. David Easton dan Jack Dennis
Sosialisasi politik merupakan
suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi
politik dan pola-pola tingkah lakunya.
c. Jack Plano
Sosialisasi politik sebagai suatu
proses belajar di mana setiap individu memperoleh orientasi-orientasi berupa
keyakinan, perasaan, dan komponen-komponen nilai pemerintahan dan kehidupan
politik.
d. Almond dan Powell
Sosialisasi politik sebagai proses
di mana sikap-sikap dan nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai
mereka dewasa, dan orang-orang dewasa tersebut direkrut ke dalam
peranan-peranan politik tertentu.
e. Hyman
Sosialisasi politik merupakan
cara-cara belajar seseorang terhadap pola-pola sosial yang berkaitan dengan
posisi-posisi kemasyarakatannya yang diketengahkan melalui berbagai macam badan
masyarakat.
Dapat
disimpulkan bahwa, kesadaran politik merupakan hasil dari sosialisasi politik
yang dilakukan oleh agen-agen atau lembaga-lembaga sosial politik. Dengan
demikian sosialisasi kesadaran politik mengandung
makna proses penyadaran seorang individu
atau masyarakat untuk memiliki minat dan perhatian terhadap semua kegiatan
politik yang berlangsung dalam suatu sistem politik yang berlangsung di
lingkungannya yang ditunjukkan dengan berbagai partisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan terutama dalam hal pengawasan dan pengoreksian berbagai
kebijakan politik dari negaranya.
B. Mekanisme Sosialisasi Budaya Politik
Menurut
Robert
Le Vine terdapat tiga mekanisme sosialisasi pengembangan budaya
politik, yaitu imitasi, instruksi, dan
motivasi. Imitasi, yaitu proses sosialisasi melalui peniruan terhadap
perilaku yang ditampilkan individu-individu lain, dan merupakan hal yang amat
penting dalam sosialisasi pada masa kanak-kanak. Instruksi, mengacu pada
proses sosialisasi melalui proses pembelajaran baik secara formal (di sekolah),
informal (pendidikan di keluarga) maupun dalam bentuk nonformal
(diskusi-diskusi kelompok, organisasi, dan sebagainya). Motivasi, merupakan
mekanisme proses sosialisasi yang dikaitkan dengan pengalaman individu pada
umumnya yang secara langsung mendorong dirinya untuk belajar dari
pengalaman-pengalamannya mengenai tindakan-tindakan yang sesuai dengan
sikap-sikap dan pendapatnya sendiri.
Ketiga
mekanisme di atas tidak bisa berjalan tanpa dibantu agen-agen atau
lembaga-lembaga yang bertugas menjalankan sosialisasi politik, beberapa agen
sosialisasi politik, yaitu :
1). Keluarga
Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai
politik yang paling efisien dan efektif adalah keluarga. Di mulai dari keluarga
inilah orang tua dengan anak sering melakukan “obrolan” politik ringan tentang
segala hal, sehingga tanpa disadari terjadi transfer pengetahuan dan
nilai-nilai politik tertentu kepada si anak.
2). Sekolah
Melalui pelajaran civics education (pendidikan kewarganegaraan), siswa dan guru
saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu
yang mengandung nilai-nilai politik teoritis maupun praktis. Dengan demikian,
siswa telah memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan berpolitik secara
dini dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang akademis.
3). Partai Politik
Salah satu fungsi dari partai politik
adalah dapat memainkan peran sebagai agen sosialisasi politik. Ini berarti
partai politik tersebut mampu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Partai politik harus mampu menciptakan “image”
memperjuangkan kepentingan umum, agar mendapat dukungan luas dari masyarakat
dan senantiasa dapat memenangkan pemilu.
4). Media Lainnya
Selain keluarga, sekolah, dan partai
politik, sosialisasi politik juga dapat dilakukan melalui peristiwa sejarah
yang telah berlangsung (perjuangan tokoh-tokoh politik pada masa lampau).
Selain itu juga individu dapat memperoleh sosialisasi politik dari media massa,
termasuk televise, radio, majalah dan surat kabar, serta dapat mengikuti
berbagai seminar, dialog, dan debat politik yang pada hakikatnya merupakan
sarana sosialisasi politik.
III. PERAN
SERTA DALAM BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
Dari ketiga tipe budaya politik yang diuraikan pada
bagian sebelumnya, budaya politik partisipan mempunyai pengaruh yang teramat
penting dalam pembangunan politik suatu negara. Budaya politik partisipan
merupakan tipe budaya politik ideal, di mana dalam budaya politik ini orientasi
politik rakyat tidak hanya bersifat kognitif atau afektif saja, tetapi sudah
merupakan orientasi politik yang ersifat evaluative yang ditandai dengan
dimilikinya kemampuan rakyat dalam menilai dan mengontrol semua kebijakan dari
para pemegang kekuasaan.
A. Bentuk-bentuk
Budaya Politik Partisipan
1. Pengertian Partisipasi Politik
Partisipasi politik secara umum berarti keterlibatan
seseorang/sekelompok orang dalam suatu kegiatan politik.
Banyak ilmuwan politik yang mendefinisikan
partisipasi politik diantaranya sebagai berikut :
a) Miriam Budiardjo
Partisipasi politik sebagai kegiatan
seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan
politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah.
b) Michael Rush dan Phillip Althoff
Partisipasi politik ialah keterlibatan
individu sampai pada bermacam-macam tingkatan dalam system politik.
c) Herbert Mc. Closky
Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan
sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam
proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam
proses pembentukan kebijakan umum.
d) Norman H. Nie dan Sidney Verba
Partisipasi politik merupakan kegiatan
pribadi warga negara yang legal, yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk
mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan atau tindakan-tindakan yang
diambil oleh mereka.
e) Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson
Partisipasi politik sebagai kegiatan warga
negara yang bertindak secara pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi
pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual dan
kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadic, secara damai atau
kekerasan, legal atau illegal, efektif atau tidak efektif.
Dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara baik
secara individu maupun kolektif, atas dasar keinginan sendiri maupun dorongan
dari pihak lain yang tujunnya untuk mempengaruhi keputusan politik yang akan
diambil oleh pemerintah, agar keputusan tersebut menguntungkannya atau tidak
merugikannya.
Menurut Myron
Weiner, terdapat 5 penyebab timbulnya gerakan ke arah partisipasi
politik :
ü Modernisasi dalam segala bidang kehidupan.
ü Perubahan-perubahan struktur kelas sosial.
ü Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa
modern.
ü Konflik antar kelompok pemimpin-pemimpin politik.
ü Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urussan
sosial, ekonomi dan kebudayaan.
2. Bentuk-bentuk Partisipasi
Politik
Budaya politik partisipan yang
diwujudkan melalui partisipasi politik dapat terwujud dalam berbagai bentuk. Samuel
P. Huntington dan Joan M. Nelson berhasil mengidentifikasi lima bentuk
partisipasi politik, yaitu sebagai berikut :
a) Kegiatan pemilihan
Mencakup memberikan suara,
sumbangan-sumbangan untuk kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, mencari
dukungan bagi seorang calon, atau melakukan tindakan yang bertujuan
mempengaruhi hasil prose pemilihan.
b) Lobbying
Upaya-upaya perorangan atau kelompok untuk
menghubungi pejabat-pejabat pemerintah dan pemimpin-pemimpin politik dengan
maksud untuk mempengaruhi keputusan-keputusan mereka mengenai
persoalan-persoalan yang menyangkut sejumlah besar orang.
c) Kegiatan organisasi
Menyangkut partisipasi sebagai anggota atau
pejabat dalam suatu organisasi dengan tujuan utamanya untuk mempengaruhi proses
pengambilan keputusan oleh pemerintah.
d) Mencari koneksi
Tindakan perorangan yang ditujukan terhadap
pejabat-pejabat pemerintah dan biasanya dengan maksud memperoleh manfaat yang
hanya dirasakan oleh satu orang atau beberapa orang saja.
e) Tindakan kekerasan
Upaya untuk mempengaruhi proses pengambilan
keputusan yang dilakukan pemerintah dengan jalan menimbulkan kerugian fisik
terhadap pejabatpemerintahan atau harta benda.
Di tingkat individu, secara
lebih spesifik Milbrarth M.L. Goel
mengidentifikasi tujuh bentuk partisipasi politik individual :
No
|
Bentuk
Partisipasi
|
Keterangan
|
1.
|
Aphatetic
Inactives
|
Tidak
beraktifitas yang partisipatif, tidak pernah memilih.
|
2.
|
Passive Supporters
|
Memilih secara
regular/teratur, menghadiri parade patriatik, membayar seluruh pajak,
“mencintai negara”.
|
3.
|
Contact Specialist
|
Pejabat penghubung lokal
(daerah), propinsi dan nasional dalam masalah tertentu.
|
No
|
Bentuk
Partisipasi
|
Keterangan
|
4.
|
Communicators
|
Mengikuti
informasi-informasi politik, terlibat dalam diskusi-diskusi, menulis surat pada
editor surat kabar, mengirim pesan-pesan dukungan dan protes terhadap
pemimpin-pemimpin politik.
|
5.
|
Party and Campaign Workers
|
Bekerja untuk partai
politik atau kandidat, meyakinkan orang lain tentang bagaimana memilih,
menghadiri pertemuan-pertemuan, menyumbang uang pada partai politik atau
kandidat, bergabung dan mendukung partai politik, dipilih jadi kandidat
pimpinan partai politik.
|
6.
|
Community Activists
|
Bekerja dengan orang lain
berkaitan dengan masalah-masalah lokal, membentuk kelompok untuk menangani
problem-problem lokal, keanggotaan aktif dalam organisasi-organisasi
kemasyarakatan, melakukan kontak terhadap pejabat-pejabat berkenaan dengan
isu-isu sosial.
|
7.
|
Protesters
|
Bergabung dalam
demonstrasi-demonstrasi publik di jalanan, melakukan kerusuhan bila perlu,
melakukan protes keras bila pemerintah melakukan sesuatu yang salah,
menghadapi pertemuan-pertemuan protes, menolak mematuhi peraturan-peraturan.
|
Michael
Rush dan Phillip Althoff, juga menyatakan bahwa yang terjadi dalam partisipasi
politik sangat bergantung pada akibat yang disebabkannya terhadap sistem
politik, hal ini menyebabkan bervariasinya partisipasi politik sebagaimana yang
digambarkan sebagai berikut :
Ø Menduduki
jabatan politik atau administratif
Ø Mencari
jabatan politik atau administratif
Ø Keanggotaan
aktif suatu organisasi politik
Ø Keanggotaan
pasif suatu organisasi politik
Ø Keanggotaan
aktif suatu organisasi semu politik
Ø Keanggotaan
pasif suatu organisasi semu politik
Ø Partisipasi
dalam rapat umum, deminstrasi, dan sebagainya
Ø Partisipasi
dalam diskusi politik informal minat umum dalam politik
Ø Voting
(pemberian suara)
B. Peran Aktif dalam Kehidupan Politik
Peran aktif dalam kehidupan
politik dapat kalian tampilkan mulai dari lingkungan sekolah, masyarakat serta
lingkungan bangsa dan negara baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berikut ini contoh peran aktif yang dapat ditampilkan dalam
lingkungan-lingkungan tersebut :
a. Di Lingkungan Keluarga
Dalam kehidupan di lingkungan
keluarga, kalian dapat menampilkan peran aktifnya dalam kehidupan politik
dengan mengikuti berbagai kegiatan berikut ini :
1) Musyawarah keluarga.
2) Pemasangan atribut-atribut
kenegaraan pada waktu hari besar nasional seperti proklamasi kemerdekaan.
3) Membaca dan mengikuti berbagai
berita di televisi, radio, dan media massa lainnya terutama yang menyangkut
peristiwa-peristiwa politik kenegaraan.
b) Di Lingkungan Sekolah
Dalam
kehidupan di lingkungan sekolah, kalian dapat menampilkan peran aktifnya dalam
kehidupan politik dengan mengikuti berbagai kegiatan berikut ini :
1) Pemilihan ketua kelas, ketua OSIS,
dan ketua organisasi ekstrakurikuler seperti Pramuka, Pecinta Alam, PMR,
Paskibra, dan sebagainya.
2) Pembuatan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga OSIS atau organisasi ekstrakurikuler yang diikut.
3) Forum-forum diskusi atau
musyawarah yang diselenggarakan di sekolah.
4) Membuat artikel yang berisikan
aspirasi siswa yang dimuat di majalah dinding, buletin sekolah dan sebagainya.
c) Di Lingkungan Masyarakat
Dalam
kehidupan di lingkungan masyarakat, kalian dapat menampilkan peran aktifnya
dalam kehidupan politik dengan mengikuti berbagi kegiatan berikut ini :
1) Forum warga
2) Pemilihan ketua RT, RW, Kepala
Desa, ketua organisasi masyarakat, dan sebagainya.
3) Pembuatan peraturan yang berupa
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bagi organisasi masyarakat, koperasi,
RT-RW, LMD, dan sebagainya.
d) Di Lingkungan Bangsa dan Negara
Dalam
kehidupan di lingkungan bangsa dan negara, kalian dapat menampilkan peran
aktifnya dalam kehidupan politik dalam bentuk :
1) Menggunakan hak pilih dalam
Pemilihan Umum.
2) Menjadi anggota aktif dari partai
politik, kelompok penekan dan kelompok kepentingan tertentu.
3) Duduk dalam lembaga politik
seperti MPR, DPR, dan DPD.
4) Biasa berkomunikasi dengan
wakil-wakil rakyat.
5) Berkampanye, menghadiri kelompok
diskusi
6) Mempengaruhi para pembuat
keputusan sehingga produk-produk yang dihasilkannya sesuai dengan aspirasi
kepentingan masyarakat.
7) Ikut aksi unjuk rasa secara damai.
UJI KOMPETENSI
|
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah
satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf
a, b, c, d, atau e
1. Pada umumnya budaya politik diartikan sebagai ....
a. Orientasi dasar suatu
masyarakat terhadap suatu sistem politik
b. Perilaku politik
masyarakat dalam suatu sistem politik
c. Tindakan politik
masyarakat dalam mempengaruhi kebijakan publik
d. Orientasi dasar suatu
masyarakat terhadap suatu sistem pemilihan
e. Kebiasaan masyarakat
dalam kehidupan politik
2. Budaya politik merupakan sebuah sub sistem
dari ....
a. Sistem Politik d. Kebudayaan
universal
b. Sistem sosial e. Ilmu politik
c. Sistem pemerintahan
3. Contoh dari budaya politik partisipan adalah
....
a. Orang-orang yang melibatkan diri dalam
kegiatan politik dan memperoleh informasi
cukup banyak tentang kehidupan politik
b. Orang tua yang pasif dan patuh pada
pejabat
c. Orang buta huruf
d. Orang yang tinggal di desa terpencil
atau suku pedalaman
e. Semua jawaban benar
4. Budaya politik yang ditandai dengan
orientasi individu atau masyarakat masih sangat terbatas pada ruang lingkup
yang sempit disebut budaya politik ....
a. Partisipan d. Campuran
b. Subjek e.
Civic culture
c Parokial
5. Kegiatan pemberian suara pada saat pemilu,
merupakan contoh tipe budaya politik ....
a. Parokial d.
Campuran
b.
Kaula e.
Subjek
c.
Partisipan
6. Tujuan utama dari partisipasi politik yang
dilakukan oleh masyarakat adalah ....
a. Untuk mempengaruhi keputusan politik
yang akan diambil oleh pemerintah
b. Untuk menunjukkan aktifitas masyarakat
c. Untuk mempengaruhi teman yang lainnya
d. Untuk mempermudah proses politik
e. Untuk menunjukkan kemampuan masyarakat
dalam bidang politik
7. Dibawah ini merupakan penyebab timbulnya
gerakan ke arah partisipasi dalam proses politik menurut Myron Weiner, kecuali ....
a. Modernisasi dalam bidang kehidupan d. Konflik antar pemimpin politik
b. Perubahan struktur kelas sosial e. Dinamika masyarakat
pluralisme
c. Pengaruh kaum intelektual dan modern
8. Budaya politik dapat diartikan sebagai
pernyataan untuk menyatakan lingkungan perasaan dan sikap di mana sistem
politik itu berlangsung. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh ....
a. Gabriel Almond d. Denis Kavanagh
b. Sydney Verba e.
Karl W. Duetch
c. Harold D. Laswell
9. Istilah budaya politik merupakan alih bahasa dari istilah ….
a.
Political d.
Culture politic
b.
Political custome e.
Political culture
c.
Political comparative
10. Kesadaran
politik atau dalam istilah asing disebut ….
a. Culture politics d. Political comparative
b. Political custom e. Political awwarness
c. Political culture
11. Ciri-ciri budaya politik dibawah ini adalah
....
a. Mengetahui sikap warga negara terhadap
sistem politik
b. Biasanya tertanam pada perasaan orang
c. Memahami hubungan antara budaya
politik dengan sistem politik
d. Memperluas pemahaman terhadap masalah
e. Meningkatkan kualitas kesadaran
politik rakyat
12. Berikut ini unsur-unsur yang membangun budaya politik, kecuali ….
a. Orientasi politik yang bersifat kognitif
b. Orientasi politik yang bersifat evaluatif
c. Menekankan pada
dimensi psikologis dan bersifat subjektif
d. Peran politik
pemerintah dalam menciptakan sistem politik yang demokratis
e. Akan membentuk sikap
dan perilaku politik yang khas
13. Berikut ini adalah agen-agen sosialisasi
politik, kecuali ....
a. Keluarga d. Kantor
b. Sekolah e.
Media massa
c. Partai politik
14. Sosialisasi politik merupakan suatu proses
perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan
pola-pola tingkah lakunya. Pendapat ini dikemukakan oleh ....
a. Michael Rush dan Philip Althoff d. Hyman
b. David Easton dan Jack Dennis e. Fred I. Greenstein
c. Almond dan Powell
15. Berikut ini adalah bentuk-bentuk partisipasi
politik menurut Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson, kecuali ....
a. Kegiatan pemilihan d. Mencari
koneksi
b. Lobbying e. Tindakan
kekerasan
c. Diskusi politik
16. Kesadaran politik dapat tercipta salah satunya
melalui ....
a. Sistem politik d.
Aparat pemerintah
b. Budaya politik e.
Pemerintahan demokratis
c. Sosialisasi politik
17. Peran aktif dalam kehidupan politik di
lingkungan sekolah dapat diterapkan oleh beberapa hal dibawah ini, kecuali ....
a. Pemilihan ketua OSIS
b. Pembuatan AD/ART OSIS
c. Forum diskusi yang diselenggarakan di
sekolah
d. Membuat artikel
politik untuk mading
e. Belajar dengan tekun
dan rajin
18. Mekanisme psoses sosialisasi politik yang
dikaitkan dengan pengalaman individu pada umumnya yang secara langsung
mendorong dirinya untuk belajar dari pengalaman-pengalamannya mengenai
tindakan-tindakan yang sesuai dengan sikap-sikap dan pendapatnya sendiri
disebut ....
a. Imitasi d.
Identifikasi
b. Instruksi e.
Sugesti
c. Motivasi
19. Proses sosialisasi melalui peniruan terhadap
perilaku yang ditampilkan individu-individu lain, dan merupakan hal yang amat
penting dalam sosialisasi pada masa kanak-kanak disebut ....
a. Imitasi d.
Identifikasi
b. Instruksi e.
Sugesti
c. Motivasi
20. Indikator sikap primordialisme yang berkembang
pada masyarakat Indonesia adalah ....
a. Chauvinisme dan nasionalisme d. Sukuisme dan provinsialisme
b. Fanatisme dan ekstrimisme e. Patriotisme dan
nasionalisme
c. Feodalisme dan liberalisme
21. Partisipasi politik mengandung sasaran yang
ingin dituju, yaitu ....
a. Jabatan pemerintahan
b. Aktif dalam perpolitikan nasional
c. Mempengaruhi proses pembuatan
keputusan pemerintah
d. menolak jabatan publik
e. Menciptakan kondisi negara yang aman
dan tentram
22. Kesadaran politik merupakan proses batin yang
menampakkan keinsyafan dari setiap warga negara akan urgensi urusan kenegaraan
dalam kehidupan bernegara. Pendapat ini dikemukakan oleh ....
a. M. Taufan d.
Koentjaraningrat
b. Miriam Budiardjo e. Selo
Soemardjan
c. Soerjono Soekanto
23. Peran aktif dalam kehidupan politik yang dapat
ditunjukkan dalam kehidupan di lingkungan berbangsa dan bernegara adalah ....
a. Musyawarah keluarga
b. Pemilihan ketua RT, RW, dan Kepala
Desa
c. Forum-forum diskusi atau musyawarah di
sekolah
d. Menggunakan hak pilih dalam Pemilu
e. Forum warga
24. Secara umum partai politik mempunyai fungsi
sebagai sarana sebagai berikut, kecuali ....
a. Komunikasi politik d.
Rekruitmen politik
b. Sosialisasi politik e.
Pengatur konflik
c. Kesadaran politik
25. Untuk menghormati aparat pemerintah, budaya politik Sunda sering
menyuguhkan pagelaran pesta rakyat berupa tarian yaitu ....
a. Jaipong dan Pesinden d. Barongsai
b. Tari Barong e. Tari Gambyong
c. Wayang dan Reog
26. Gambaran tentang budaya politik yang
berkembang di Indonesia adalah ....
a. Sifat feodalisme, bapakisme, dan primordialisme
b. Demokratis, modern, dan bapakisme
c. Parokial
d. Demokratis yang terbuka
e. Sifat primordialisme, dan demokratis
27. Di bawah ini adalah contoh perilaku politik,
kecuali ....
a. Usaha-usaha menyampaikan ketidakpuasan atau kritik
b. Membaca berita politik
c. Merebut posisi politik
d. Mencegah agar keputusan tidak dilaksanakan
e. Melaksanakan keputusan politik
28. Kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik disebut ....
a. Perilaku politik d.
Tindakan politik
b. Budaya politik e.
Partisipasi politik
c. Sosialisasi politik
29. Sosialisasi politik di sekolah bisa disalurkan
melalui ....
a. Pendidikan Kewarganegaraan d.
Class meeting
b. Ilmu Pengetahuan Sosial e.
Sejarah Nasional Indonesia
c. Orientasi siswa
30. Bentuk-bentuk partisipasi politik di dalam
masyarakat dapat kita lihat dari berbagai kegiatan warga negara yang terdiri
antara lain ....
a. Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun ormas
sebagai bagian dari kegiatan
sosial sekaligus sebagai pengatur aspirasi
rakyat yang ikut menentukan kebijaksanaan
b. Lahirnya LSM sebagai kontrol
sosial maupun pemberi masukan (input) untuk
menentukan kebijakan negara
c. Pelaksanaan pemilu yang
memberi kesempatan kepada warga negara untuk dipilih dan
memilih
d. Munculnya kelompok-kelompok
kontemporer yang memberi warna pada sistem input
dan output kepada
pemerintah
e. Berkembangnya organisasi
pemerintahan
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan jelas dan benar !
1. Apakah yang dimaksud dengan budaya politik?
Jelaskan!
Jawab :
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
2. Jelaskan tiga tipe budaya politik menurut
Almond dan Powell!
Jawab :
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
3. Jelaskan tiga tipe budaya
politik campuran menurut Almond dan Verba!
Jawab :
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
4. Jelaskan bagaimana budaya politik di
Indonesia menurut Rusadi Kantaprawira!
Jawab :
....................................................................................................................................... ........................................................................................................................................
5. Apakah yang dimaksud dengan
kesadaran politik dan sosialisasi politik? Jelaskan!
Jawab :
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
6. Jelaskan keterkaitan antara kesadaran
politik dengan sosialisasi politik!
Jawab :
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
7. Uraikanlah hubungan antara budaya politik
dengan partisipasi politik!
Jawab :
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
8. Apa syarat ideal menuju budaya politik yang
demokratis? Jelaskan pendapatmu!
Jawab :
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
9. Apakah negara berperan dalam
pembentukan partisipasi politik masyarakatnya? Uraikan pendapatmu!
Jawab : .......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
10. Berikan masing-masing 3 contoh
peran aktif dalam kehidupan politik di lingkungan keluarga dan di lingkungan
bangsa dan negara!
Jawab :
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN Kelas X SMK TUNAS HARAPAN PATI Semester Ganjil 17
|
ini jiplak.an modul atau gmna ea?
BalasHapus